Diskusi dan Silaturrahmi “Sistem ekonomi dan pendidikan berkeadilan sosial di lndonesia dan potensi sumbangsih diaspora

Pada hari Minggu, 28 April 2019 Konsul Jenderal RI Hamburg menghadiri Diskusi dan Silaturrahmi “Sistem ekonomi dan pendidikan berkeadilan sosial di lndonesia dan potensi sumbangsih diaspora” di Hochschule Bremen. Acara diselenggarakan atas kerjasama Pengurus Cabang lstimewa Nahdlatul Ulama Jerman, Diaspora lndonesia in Bremen e.V., dan KMIB (Keluarga Muslim lndonesia Bremen).

Diskusi menghadirkan pembicara utama Prof. Dr. Mohammad Nuh, Mantan Mendikbud dan Menkominfo. Turut hadir Prof. Dr. Ahmad Jazidie, Rektor Universitas NU Surabaya, dan Prof. Kacung Marijan, PhD., Wakil Rektor Universitas NU Surabaya sebagai tamu diskusi. Sekitar 60 peserta menghadiri diskusi yang terdiri dari diaspora lndonesia dan anggota PPI Bremen.

Dalam sambutannya di awal acara, Konjen RI menyampaikan apresiasi kepada para pembicara atas kehadirannya dan menyempatkan diri bertukar pikiran dengan diaspora dan pelajar lndonesia di Kota Bremen. Diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan semangat Ke-lndonesiaan di kalangan diaspora dan pelajar serta memberikan inspirasi untuk memberikan sumbangsih yang bernilai bagi bangsa.

Prof. Dr. M. Nuh dalam paparannya menyampaikan antara lain :
a) Dibutuhkan investasi soft infrastructure (SDM) secara besar-besaran dan berkeadilan guna memanfaatkan bonus demografi agar lndonesia dapat maju dan bukan mengalami kemunduran. Hai ini perlu untuk menghindari middle income trap (saat ini lndonesia masih masuk dalam kategori negara /ower middle income). Diperkirakan bonus demografi akan berakhir beberapa tahun menjelang lndonesia memasuki usia ke-100 pada tahun 2045.

b) Diperkirakan pada tahun 2050 10 besar ekonomi dunia akan didominasi oleh negara-negara emerging markets, khususnya kelompok negara Emerging 7/E7 (RRT, lndia, Brazil, Meksiko, Rusia, lndonesia dan Turki), melebihi ekonomi negara-negara Group of Seven!G7 (Kanada, Perancis, Jerman, ltalia, Jepang, lnggris, dan Amerika Serikat). Sebagai perbandingan, pada tahun 2050 GDP negara-negara G7 akan sebesar $69.3 trilyun, sedangkan GDP negara-negara E7 akan sebesar $138.2 trilyun.

c) Pada tahun 2045 mendatang, generasi emas lndonesia setidaknya memiliki tiga hal untuk memimpin bangsa ini yang disingkat menjadi ASK, yakni attitude (sikap), ski/1 (keterampilan), dan know/edge (pengetahuan). Selain itu dibutuhkan kemampuan beradaptasi menghadapi perubahan.